SEORANG menanyakan pada saya pada hari
yang lain apakah saya pernah takut? Takut bukan kata untuk itu. Saya ngeri! Ini
terjadi lama sekali ketika saya sedang berjuang keras mencoba asuransi jiwa.
Berangsur- angsur tak pernah saya duga bahwa jika saya ingin lebih sukses, saya
harus mendatangi orang ih besar dan menjual polis yang besar. Dengan kata lain,
saya sedang bermain di liga utama, dan sekarang saya ingin a yang utama itu.
Kunjungan tokoh pertama
yang saya lakukan adalah dengan Archie E. Hughes, presiden Foss-Hughes Company
dan Philadelphia, yang terletak di-
Market Street No. 21. Ia salah seorang leader dalam industri otomobil di
daerah pesisir bagian Timur. Hughes orang sibuk. Saya telah mencoba beberapa kali untuk menemuinya.
Ketika sekretarisnya
mengantar saya ke dalam kantornya yang berperabotan mewah itu saya semakin
gugup. Suara saya gemetar begitu saya mulai bicara. Tiba-tiba saya
kehilangan gugup saya sama sekali dan
tidak bisa meneruskan. Kemudian saya
berdiri, gemetar karena takut. Hughes memandang heran. Kemudian, tanpa menyadarinya, saya melakukan
hal yang bijaksana, hal kecil yang sederhana yang merubah interviu itu dari
kegagalan yang edan hingga sukses. Saya tergagap: "Pak Hughes ... saya..
ha... Saya telah mencoba menemui Anda cukup lama ... dan, hm ... sekarang saya
di sini, saya gugup dan takut sehingga saya tidak bisa bicara!"
Bahkan
ketika saya bicara kekagetan, rasa takut saya mulai hilang. Pusing kepala saya
dengan cepat sembuh, tangan dan lutut saya berhenti gemetar. Tiba-tiba Hughes
kelihatannya menjadi sahabat saya. Jelas ia senang, senang bahwa saya harus memandangnya
sebagai individu yang demikian pentingnya
Ekspresi
yang ramah muncul di wajahnya sambil ia berkata: "Itu sama sekali lumrah.
Makan waktu Anda. Saya pernah merasakan hal yang sama beberapa kali ketika saya
muda. Duduk dan santai saja."
Denan
bijaksana ia mendorong saya untuk melanjutkan dengan menanyakan pada saya pertanyaan-pertanyaan. Jelas jika, saya punya ide yang ia bisa gunakan,
pasti ia akan membantu saya melakukan penjualan itu.
Saya
tidak menjual pada Hughes, tapi saya memperoleh sesuatu yang kemudian ternyata
jauh lebih berharga daripada komisi
yang saya peroleh dari penjualan itu. Saya menemukan aturan sederhana ini. Bila
Anda takut... akuilah.
Rasa takut untuk
berbicara pada orang penting ini saya piker disebabkan oleh karena kurangnya
keberanian. Saya malu padanya. Saya coba
merahasiakannya. Saya telah mempelajari sejak itu, bagaimanapun, bahwa banyak
orang sukses, terkenal dalam masalah publik, dihantui oleh ketakutan yang lama.
Misalnya awal musim semi tahun 1937, di
Empire Theatre, New York City, saya heran
mendengar Maurice Evans (yang dianggap oleh banyak kritikus sebagai aktor
Shakespeare terbesar dunia).
Mengakui gugup pada
pengunjung yang banyak terdiri dari
orang tua dan siswa lulusan dari
American Academy of Dramatic Art. Saya kebetulan di sana karena putra saya Lyle
belajar di kelas itu.
Evans adalah pembicara
utama pada kesempatan itu. Setelah mengucapkan beberapa kata, ia bimbang, jelas
malu, kemudian berkata "Saya ngeri. Saya tidak menyadari akan berbicara
pada hadirin yang banyak dan
kelihatannya orang penting.
Saya
merencanakan apa yang saya pikir pantas untuk disampaikan, tapi semuanya
lenyap."
Para hadirin menyukai Maurice
Evans untuk hal ini. Mengakuinya dengan jujur bahwa ia ngeri, kelihatannya
melenyapkan ketegangan itu. Ia memperoleh
kembali ketenangannya, meneruskan dan menggetarkan orang tua dan muda dengan
mengatakan pada mereka isi hatinya.
Selama perang, saya dengar
seorang prajurit Amerika berbicara setelah acara makan siang rapat kesatuan di
Bellevue-Stratforrd Hotel di Philadelphia. Ini pemuda yang membedakan dirinya
sendiri dengan keteguhan hati dan keberaniannya di Solomon. Hadirin mengantisipasi pidato itu
berisikan kegembiraan dan pengalaman berlumuran darah. Begitu ia berdiri, ia mengambil
beberapa lembar kertas dari kantongnya, dan dengan sangat cemas mulai membaea
pidatonya. Ia sangat gugup, tapi mencoba menutupinya dan pars hadirin.
Tangannya gemetar keras sehingga ia membaca dengan kesulitan. Tiba-tiba
suaranya menghilang. Kemudian dengan malu tapi dengan setulusnya ia berkata:
"Sayajauhlebih takut sekarang ii, menghadapi hadirin, daripada yang pernah
says hadapi pasukan Jepang di Guadal Canal."
Setelah
pengakuan jujur ini, ia sama sekali tidak mempedulikan catatan itu dan mulai
berbicara dengan rasa peraya diri dan antusiasme. Ia seratus kali lebih menarik
dan efektif.
Prajurit
angkatan laut ini merasakan apayang Maurice Evans telah rasakan, apa yang telah
says rasakan, dan apa yang telah ribuan orang lainnya rasakan — bila Anda
berada pada posisi kritis dan takut mati akuilah! Bila anda berada pada tempat yang
salah dan Anda salah, akui saja 100 persen.
` Saya
menulis artikel tentang masalah ini pada tahun 1944 untuk majalah Your Life.
Singkatnya setelah diterbitkan saya tergetar menerima surat berikut ini:
Pasifik,
11 September 1944
Yth. Frank Bettger,
Saya
baru saja selesai membaca dan memikirkan tentang artikel Anda terbitan September
di majalah Your Life. Anda memberi judul artikel Anda, “Bila Anda Takut,
Akuilah!" dan saya telah memikirkan betapa baiknya saran itu — terutama sekali
di luar sini dengan seorang prajurit di medan perang.
Pada
dasarnya saya punya pengalaman yang sama dengan hal yang Anda tulis. Pidato
publik di sekolah menengah dan di perguruan tinggi, konferensi dengan pengusaha
sebelum dan setelah memperoleh pekerjaan; obrolan serius yang pertama dengan
wanita muda — semua ini telah menyebabkan
saya takut dan sangat takut.
Barangkali Anda penasaran kenapa saya menyurati anda dari luar sini untuk men menyokong pernyataan Anda karena tentu daya tidak
sedang menyampaikan pidato publik atau meminta pekerjaan. Tidak, soya tidak
keberatan dengan percobaan berat itu, tapi percayalah pada saya bahwa saya tahu
takut itu apa dan bagaimana ia mempengaruhi seseorang. Dan juga kami telah merasakan
bahwa saran Anda, "Akuilah! “ sangat
cocok dan tepat bila Anda sedang menghadapi serangan
setan Jepang.
Ini telah dibuktikan masa
dan masa lagi di luar sini bahwa orang
yang gagal mengakui ketakutan mereka adalah orang-orang yang gugur di medan
perang. Tapi jika Anda mengakui Anda takut, persetan takut itu, dan jangan coba melawannya, lalu Anda berada pada jalan yang
tepat untuk mengatasi rasa takut Anda dalam banyak hal.
Dan sekarang, terima kasih atas penulisan artikel
itu, dan saya setulusnya berharap bahwa siswa dan pekerja yang beruntung yang
punya kesempatan untuk memanfaatkan saran Anda tentu akan berbuat demikian.
Wassalam,
Charles Thompson
16143837 Co. C
382 Infantry U.S. Army
A.PO. No. 96, c/o Postmaster San Feansisco
California.
Surat ini dan guar sana
di garis tembak tentu ditulis dalam keadaan yang sangat memaksa, namun,
barangkali ada orang sekarang ini, membaca bab ini, yang telah mondar-mandir
dari masa ke masa di depan pintu kantor seseorang mencoba menimbulkan
keberanian untuk masuk. Apakah Anda salah seorang di antara mereka? Orang
besar— istrinya tidak gemetar berhadapan dengannya! Anda berikan ucapan terima
kasih pada orang bila Anda mengatakan padanya Anda takut berhadapan dengannya.
Begitu saya melihat ke
belakang saat ini, saya menyadari alangkah bodohnya saya, beberapa kali saya
gagal memanfaatkan kesempatan, karena saya takut berbicara pada orang penting.
Mendatangi Archie Hughes adalah langkah penting dalam karier menjual saya. Saya
takut masuk untuk menemuinya, dan ngeri ketika saya masuk. Jika tidak mengakui
bahwa saya takut saya akan keluar dari sana dan diusir! Satu pengalaman itu
telah membantu saya masuk ke kotak penghasilan yang lebih besar. Hal ini
memperlihatkan pada saya bahwa orang ini betul-betul orang yang sederhana, bisa
didekati, meskipun ia orang besar. Sebenarnya, inilah salah satu alasan ia
menjadi orang besar.
Tak ada rasa malu dalam
mengakui bahwa Anda takut, tapi ada rasa malu gara-gara gagal mencoba. Jadi
apakah Anda sedang bicara pada satu orang, atau seribu orang, jika rasa takut
yang menghantui itu, musuh publik nomor satu, mendadak mendatangi Anda, dan
Anda merasa din i Anda sangat takut mengungkapkan kata-kata, ingat aturan
sederhana ini: BILA ANDA TAKUT, AKUILAH!
RINGKASAN
BAGIAN
EMPAT MEDIA BANTU INGAT
Jika Anda akan
mempengaruhi seseorang untuk maksud And “kata Abraham Lincoln, "pertama-tama
yakinkan ia bahwa Anda sahabat
sejatinya."
Jika Anda ingin disambut baik dimana-mana,
berilah setiap makhluk hidup yang Anda jumpai senyuman, senyum yang tulus dari hati
yang suci.
Anda punya sedikit kesulitan mengingat
nama dan wajah. Bila ingat tiga hal ini:
1.
Impression (kesan): Dapatkan kesan yang jelas tentang nama
dan wajahnya.
2.
Repetition (Perulangan): Ulangi namanya dengan interval yang
pendek.
3.
Association (Asosiasi): Asosiasikan
namanya dengan gambaran tindakan jika mungkin; termasuk bisnisnya.
Singkat. Sales tidak bisa tahu terlalu
banyak, tapi ia bisa bicara terlalu
banyak. Wakil presiden General Electric; Harry Erlicher, mengatakan: "Pada
pertemuan agen pembelian yang baru-baru ini, kami mengambil suara untuk menemukan alasan
utama kenapa sales kehilangan bisnis. Ini sangat penting. Satu dari tiga suara
mengatakan bahwa sales bicara terlalu banyak."
Jika Anda punya rasa takut mendekati orang
besar, alihkan kekurangan itu menjadi asset! Pergi dan temui orang yang Anda
takuti itu, dan akui Anda takut. Anda memberi terima kasih yang banyak pada
seseorang bila Anda mengatakan padanya bahwa Anda takut berhadapan dengannya.
Jika Anda punya ide yang ia bisa gunakan, ia akan membantu Anda melakukan penjualan.